Harian Jogja - David Kurniawan

Dinas Pariwisata Menginformasikan Bahwa Gunungkidul Aman Untuk Dikunjungi Dengan Adanya Persiapan Mitigasi Bencana

Jumat, 13 Sep 2024

Dinas Pariwisata (Dispar) Kabupaten Gunungkidul menginformasikan bahwa destinasi wisata di Bumi Handayani dapat dikunjungi dengan aman. Terkait dengan peringatan mengenai potensi gempa megathrust, tidak ada pihak yang mampu memprediksi terjadinya bencana tersebut. Oleh karena itu, kunci untuk menikmati wisata dengan tenang adalah melalui mitigasi yang tepat.

Kepala Bidang Pengembangan Destinasi Wisata Dispar Gunungkidul, Supriyanta, menyatakan bahwa berdasarkan kondisi nyata di lapangan, Dispar menegaskan bahwa destinasi wisata di Gunungkidul aman untuk dikunjungi.

Menanggapi isu mengenai gempa megathrust, Dinas Pariwisata (Dispar) menyatakan bahwa saat ini belum ada prediksi mengenai kemungkinan terjadinya bencana tersebut. Namun, Dispar mengimbau masyarakat untuk tetap memperhatikan informasi yang disampaikan oleh Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG).

Dari perspektif Pemerintah Kabupaten (Pemkab), Dispar telah melakukan rapat koordinasi dengan Bupati Gunungkidul dan Sekretaris Daerah, serta Dinas Komunikasi dan Informatika (Diskominfo) untuk membahas strategi Komunikasi, Informasi, dan Edukasi (KIE) dalam menanggapi isu megathrust.

“Kami diminta untuk menyampaikan bahwa informasi mengenai potensi gempa megathrust merupakan bagian dari upaya untuk mempersiapkan diri. Mitigasi sangat penting, karena tidak ada prediksi kapan bencana ini akan terjadi,” ungkap Supriyanta saat dihubungi pada hari Jumat, (13/9).

Supriyanta juga menambahkan bahwa Biro Perjalanan perlu mengikuti informasi dari BMKG, SAR, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD), serta sumber-sumber yang terpercaya. Informasi ini tentunya menjadi landasan untuk meyakinkan masyarakat agar tetap berwisata.

Kepala Dinas Pariwisata Gunungkidul, Oneng Windu Wardana, menyatakan bahwa salah satu aspek terpenting dalam kegiatan pariwisata adalah mitigasi. Ia juga menekankan pentingnya mitigasi dalam pertemuan forum gabungan yang melibatkan pelaku industri pariwisata dan ekonomi kreatif yang berlangsung tiga hari lalu.

“Mitigasi merupakan hal yang krusial dalam berwisata, seperti penerapan SOP [standar operasional prosedur] dan prosedur evakuasi yang telah kami sampaikan kepada para wisatawan,” ungkap Windu.

Ketika ditanya mengenai libur panjang Maulid Nabi, Windu menjelaskan bahwa pihaknya tidak menetapkan target kunjungan. Dalam situasi terkait isu megathrust, Dinas Pariwisata tidak dapat memaksa wisatawan untuk berkunjung.

“Tidak ada acara khusus yang kami selenggarakan. Kami hanya berfokus pada kelancaran pemungutan retribusi. Target kunjungan kami dalam satu tahun adalah 3,1 juta pengunjung. Sektor pariwisata sangat dinamis. Pada bulan Agustus, kunjungan cenderung stagnan, namun pada bulan September mulai menunjukkan peningkatan. Kami berharap Desember akan menjadi puncak kunjungan,” jelasnya.

Kepala Pelaksana Gunungkidul, Purwono, juga menegaskan bahwa tidak ada prediksi mengenai waktu terjadinya gempa megathrust. Meskipun demikian, pihaknya telah melakukan langkah mitigasi dengan memberikan pelatihan kepada masyarakat pesisir dan melaksanakan simulasi gempa.

Terkait dengan mekanisme evakuasi yang harus dilakukan saat terjadi gempa di daerah pesisir, disampaikan bahwa telah ada instruksi untuk warga pesisir agar mengungsi ke balai padukuhan. Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) juga merekomendasikan agar masyarakat memanfaatkan tanah lapang sebagai lokasi berkumpul.

Selanjutnya, warga akan menerima petunjuk dari pihak berwenang seperti BPBD atau Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG).


Tag:



Berikan komentar
Komentar menjadi tanggung-jawab Anda sesuai UU ITE.