Dok. wonderfulimages.kemenparekraf.go.id

Pariwisata Indonesia Mengalami Pertumbuhan Positif, Kunjungan Wisatawan Mancanegara Mencapai Rekor Tertinggi

Senin, 13 Jan 2025

Kinerja sektor pariwisata Indonesia terus menunjukkan perkembangan yang positif. Hal ini terlihat dari peningkatan jumlah kunjungan wisatawan mancanegara (wisman) ke Indonesia yang mengalami kenaikan sebesar 20% selama periode Januari hingga November 2024.

Pertumbuhan ini merupakan yang tertinggi dalam lima tahun terakhir.

Berdasarkan laporan terbaru dari Badan Pusat Statistik (BPS), pada bulan November 2024, jumlah kunjungan wisatawan mancanegara mencapai 1,09 juta kunjungan.

Jika dijumlahkan dari Januari hingga November 2024, total kunjungan wisman ke Indonesia mencapai 12,66 juta kunjungan, meningkat 20,17% dibandingkan dengan periode yang sama pada tahun 2023.

Jumlah kunjungan wisman sementara pada tahun 2024 ini juga telah melampaui total kunjungan tahun 2023, di mana total kunjungan wisman tahun lalu mencapai 11,68 juta kunjungan.

Capaian ini patut kita hargai sebagai hasil dari kolaborasi antara Kementerian Pariwisata dan semua pihak dalam meningkatkan kinerja sektor pariwisata yang berkualitas dan berkelanjutan, yang memberikan dampak signifikan bagi masyarakat," ungkap Plt. Deputi Bidang Pemasaran Kemenpar, Ni Made Ayu Marthini dalam pernyataannya, yang dikutip pada Senin (13/1/2025).

Kemenparekraf sendiri telah menetapkan dua skenario untuk target capaian di tahun 2024, yaitu target minimum dan target maksimum. Target minimum ditetapkan sebesar 10,41 juta kunjungan, sedangkan target maksimum sebesar 14,3 juta kunjungan.

Made juga berharap bahwa performa bulan Desember 2024, yang bertepatan dengan liburan panjang Natal dan Tahun Baru, dapat memberikan kontribusi positif.

"Data resmi dari BPS akan disampaikan pada bulan Februari mendatang. Dengan adanya libur Nataru, kami berharap kinerja pariwisata semakin baik dan memberikan dampak besar terhadap target kunjungan wisatawan mancanegara pada tahun 2024," tambah Made.

Selain kunjungan wisatawan mancanegara, jumlah perjalanan wisatawan domestik (wisnus) dari Januari hingga November 2024 juga menunjukkan hasil yang memuaskan.

Pergerakan wisatawan nusantara pada periode Januari hingga November 2024 tercatat mencapai 920 juta perjalanan, mengalami peningkatan sebesar 22,81% dibandingkan dengan periode yang sama pada tahun 2023.

Made juga menyampaikan bahwa pihaknya telah mengoptimalkan program-program pemasaran utama selama bulan Oktober hingga Desember, yang merupakan masa transisi dari Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif menjadi dua entitas terpisah, yaitu Kementerian Pariwisata (KemenPar) dan Kementerian Ekonomi Kreatif (Kemenkraf).

Di antara kegiatan tersebut adalah partisipasi dalam bursa pariwisata terbesar kedua di dunia, World Travel Market (WTM) di London yang diadakan pada bulan November 2024. Selain itu, program pemasaran dan branding pariwisata Indonesia juga dilaksanakan di Kanada, Australia, Tiongkok, serta beberapa negara di Asia Tenggara seperti Malaysia dan Singapura, dan juga memaksimalkan pariwisata lintas batas di Batam dan Bintan.

Kementerian Pariwisata juga telah melaksanakan program pemasaran kolaboratif dengan berbagai pihak melalui penyelenggaraan perjalanan pengenalan dan kampanye Wonderful Indonesia di berbagai saluran digital. Hal ini diharapkan dapat memperkuat citra pariwisata Indonesia di kancah internasional, sehingga dapat meningkatkan jumlah kunjungan wisatawan.

Untuk wisatawan domestik, program yang dilaksanakan mencakup kegiatan promosi dan pemasaran yang melibatkan berbagai mitra. Ini termasuk kolaborasi dengan mitra co-branding Wonderful Indonesia, pemerintah daerah, serta kerja sama yang terintegrasi dengan industri, seperti Di Indonesia Aja Travel Fair, dan lainnya.

Selain itu, Kementerian Pariwisata juga berupaya memaksimalkan program pemasaran desa wisata, seperti Beti Dewi, Senandung Dewi, serta paket wisata 3B (Banyuwangi, Bali Barat, Bali Utara), dan lainnya.

Pada tahun 2025, Kementerian Pariwisata akan mengoptimalkan program pemasaran pariwisata dengan mempertimbangkan tren baru dalam berwisata, seperti liburan ke destinasi yang kurang dikenal (off-the beaten-track), wisata pengalaman (experiential tourism), serta wisata dengan minat khusus, termasuk gastronomi dan pariwisata mewah. Diharapkan langkah ini dapat memberikan dampak yang signifikan terhadap pencapaian target sektor pariwisata, ujar Made.



Tag:



Berikan komentar
Komentar menjadi tanggung-jawab Anda sesuai UU ITE.