Aktivitas Gunung Ibu yang terletak di Halmahera Barat, Maluku Utara, saat ini berada pada status Awas atau level IV, sebagaimana dinyatakan oleh Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM). Dalam satu hari, tercatat terjadi puluhan kali kegempaan vulkanik, sehingga masyarakat diimbau untuk meningkatkan kewaspadaan.
Kepala Badan Geologi, Muhammad Wafid, dalam pernyataannya di Jakarta pada hari Jumat, menyampaikan bahwa telah terjadi 80 kali kegempaan vulkanik dangkal sepanjang hari ini, setidaknya hingga pukul 06.00 Wita.
Dalam beberapa jam terakhir, tim pos pemantauan Gunung Ibu di Halmahera Barat mencatat terjadinya 18 kali gempa erupsi, 28 kali gempa hembusan, delapan kali gempa vulkanik dalam, dan lima kali gempa tektonik jauh.
Selama dua pekan terakhir, yaitu dari 1 hingga 16 Januari 2024, total tercatat 885 kali gempa letusan dan 8.081 kali gempa vulkanik dangkal, serta 64 kali gempa tektonik lokal, beberapa di antaranya dirasakan oleh masyarakat di sekitar Gunung Ibu.
Dalam periode tersebut, terdapat sembilan kali erupsi dengan tinggi kolom erupsi mencapai 3.000 hingga 4.000 meter di atas puncak, berwarna kelabu dengan intensitas yang cukup tebal, dan durasi antara 200 hingga 552 detik. Beberapa erupsi disertai suara dentuman dan gemuruh yang terdengar hingga Pos Pemantau Gunung Ibu, serta lontaran lava pijar yang menjangkau radius sekitar 1,5 kilometer dari bibir kawah.
Badan Geologi masih menetapkan status aktivitas Gunung Ibu pada level IV/Awas. Ia juga mengimbau masyarakat dan wisatawan di sekitar Gunung Ibu untuk tidak melakukan aktivitas dalam radius 5 kilometer, serta memperhatikan perluasan sektoral sejauh 6 kilometer ke arah bukaan kawah di bagian utara.
Pemerintah Kabupaten Halmahera Barat telah menetapkan status tanggap darurat selama 14 hari, yang akan berlaku dari tanggal 15 hingga 28 Januari 2025, guna memaksimalkan upaya penanganan keadaan darurat. Evakuasi warga ke lokasi yang lebih aman telah dimulai seiring dengan peningkatan status gunung tersebut.
Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) melaporkan bahwa hingga Kamis (16/1) sore, sebanyak 182 orang telah dievakuasi dari total estimasi sekitar 3.000 orang yang berada dalam radius potensi erupsi gunung api tersebut, sesuai dengan rekomendasi dari Badan Geologi.
Berita Terkait
Wali Kota Kupang Siap Untuk Bersinergi Dalam Mendukung Program OVOP NTT
Polda Lampung: Kerjasama Merupakan Kunci Untuk Menghadapi TPSJK
404
Wali Kota Kupang Siap Untuk Bersinergi Dalam Mendukung Program OVOP NTT
Polda Lampung: Kerjasama Merupakan Kunci Untuk Menghadapi TPSJK
404
Wali Kota Kupang Siap Untuk Bersinergi Dalam Mendukung Program OVOP NTT
Polda Lampung: Kerjasama Merupakan Kunci Untuk Menghadapi TPSJK