Instagram @jogjaku

Pengembangan Pariwisata Di Sleman, Dispar Mengusulkan Jalur Industrialisasi

Sabtu, 22 Mar 2025

Dinas Pariwisata (Dispar) Kabupaten Sleman terus berkomitmen untuk memajukan sektor pariwisata di Bumi Sembada. Dispar telah mengusulkan ide yang dapat dirancang dan dilaksanakan secara kolaboratif terkait dengan konsep jalur industrialisasi.

Kepala Bidang Pemasaran Dispar Sleman, Kus Endarto, menjelaskan bahwa pengembangan pariwisata di Sleman dibagi menjadi tiga wilayah, yaitu Sleman Timur, Barat, dan Utara. Setiap wilayah ini memiliki kapanewon atau kecamatan yang akan menjadi fokus dalam pengembangan pariwisata.

Secara umum, konsep jejak industrialisasi berfokus pada warisan sejarah yang mencerminkan perkembangan industri di Sleman. Dispar akan menghubungkan dan menyusun narasi di setiap lokasi peninggalan yang ada.

Di bagian timur, kapanewon yang termasuk dalam segitiga pariwisata adalah Kalasan, Prambanan, dan Berbah. Ketiga kapanewon ini akan mendukung pariwisata di sekitarnya. Prambanan, yang berbatasan dengan Kabupaten Klaten, Jawa Tengah, memiliki potensi yang besar untuk dieksplorasi. Sementara itu, Berbah berbatasan dengan Bantul, dan Kalasan terletak dekat dengan kawasan perkotaan Depok.

Di bagian barat, kapanewon yang tergabung dalam segitiga pariwisata adalah Tempel, Seyegan, dan Minggir. Tempel berbatasan dengan Kabupaten Magelang, Jawa Tengah, sedangkan Minggir berbatasan dengan Kabupaten Kulonprogo, dan Seyegan berdekatan dengan pusat kota Sleman.

"Gamping dan Godean juga akan berkontribusi dalam pengembangan pariwisata di segitiga barat," ungkap Kus Endarto kepada wartawan pada Jumat (21/3/2025).

Sementara itu, bagian utara hanya mencakup Kapanewon Cangkringan dan Pakem, yang dimulai dari Museum Gunung Merapi ke arah utara. Ketiga wilayah yang disebutkan oleh Kus akan dikembangkan dengan tema yang berbeda-beda.

Setidaknya, menurutnya, pengembangan di sisi timur akan berfokus pada eksplorasi candi. Sisi barat akan mengeksplorasi potensi pertanian, termasuk sistem irigasi Van Der Wick. Sementara itu, sisi utara akan lebih menekankan pada narasi sejarah, seperti sejarah Komisi Tiga Negara (KTN) tahun 1948.

Kami memiliki rencana untuk mendirikan rumah jompo internasional, yang berkaitan dengan usia harapan hidup di Sleman. Kami menganalisis demografi Sleman sebagai bagian dari pengembangan sektor pariwisata, ujar Kepala Dinas Pariwisata Sleman, Ishadi Zayid.

Zayid menjelaskan bahwa pengembangan pariwisata di Sleman ke depan akan berfokus pada pariwisata berbasis komunitas, yang dapat dilihat dari keberadaan desa wisata. Desa wisata ini diharapkan dapat menjadi daya tarik bagi wisatawan untuk berkunjung ke Sleman.

“Keberadaan exit tol di sisi timur dan barat Sleman dapat menjadi tantangan sekaligus peluang. Hal ini memungkinkan orang hanya melintas tanpa berhenti,” tambah Zayid.


Tag:



Berikan komentar
Komentar menjadi tanggung-jawab Anda sesuai UU ITE.