Dari Biak Hingga Belitung: Desa Pesisir Bersiap Menyambut Transformasi Kampung Nelayan Merah Putih

Selasa, 09 Desember 2025

    Bagikan:
Penulis: Aqeela Inara
Berbagai daerah di Indonesia menunjukkan respons proaktif dengan mempersiapkan lahan dan proposal untuk menjadi bagian dari program nasional transformasi kampung nelayan.

Jakarta - Gelombang transformasi ekonomi pesisir yang diusung program Kampung Nelayan Merah Putih mulai menyentuh berbagai penjuru Indonesia. Dari Papua, Kalimantan, Sumatera, hingga Nusa Tenggara, pemerintah daerah menyambut positif dan bersiap aktif untuk terlibat dalam program prioritas nasional ini. Kolaborasi antara Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) dengan Kementerian Desa (Kemendes PDT) semakin memacu daerah untuk mempersiapkan diri dengan matang.

Suatu contoh keberhasilan yang menjadi acuan adalah transformasi yang telah terjadi di Desa Samber-Binyeri, Kabupaten Biak Numfor, Papua. Keberhasilan inilah yang ingin direplikasi ke daerah-daerah potensial lainnya. Menanggapi hal ini, Ketua DPRD Belitung Timur, Fezzi Uktolseja, menyambut gembira terpilihnya kawasan Minapolitan di Desa Baru, Manggar, sebagai salah satu dari 35 lokasi tahap II tahun 2025. Ia berharap pembangunan ini dapat mengubah total wajah kawasan yang lama tidak tersentuh pembangunan besar.

Di Kalimantan Tengah, Pemerintah Provinsi berhasil mengamankan satu alokasi kuota untuk tahun 2025. Lokasi terpilih adalah Desa Tanjung Putri, Kabupaten Kotawaringin Barat, yang dinilai memenuhi kriteria utama, khususnya kepastian status lahan yang clean and clear . Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Kalteng, Sri Widanarni, menegaskan bahwa program ini dimaknai sebagai pembangunan kawasan fasilitas pendukung aktivitas nelayan, bukan pembangunan kampung baru secara fisik.

Baca Juga: Peningkatan Kapasitas Lokal: PT Vale Bangun Politeknik Dan Galakkan Gaya Hidup Sehat

Sementara itu, inisiatif juga datang dari pemerintah kota. Wali Kota Pariaman, Yota Balad, secara langsung menyampaikan usulan pembangunan Kampung Nelayan Merah Putih kepada Menteri Sakti Wahyu Trenggono. Proposal yang diajukan mencakup pembangunan dermaga apung, cold storage, pabrik es, serta fasilitas pendukung lainnya untuk meningkatkan ekonomi nelayan setempat. Usulan tersebut diterima secara prinsip oleh KKP, yang akan diikuti dengan proses survei dan kajian lebih lanjut oleh tim ahli.

Kesiapan daerah ini tidak lepas dari penjabaran kriteria yang jelas dari KKP. Syarat-syarat seperti mayoritas penduduk nelayan, ketersediaan lahan, dan potensi sumber daya menjadi panduan bagi daerah untuk menilai kelayakan diri sekaligus melakukan persiapan administratif. Proses pengajuan proposal yang tetap dibuka untuk semua wilayah juga menciptakan iklim kompetisi yang sehat antardaerah.

Di tingkat pusat, kesiapan daerah didukung penuh oleh komitmen sinergi antar-kementerian. Pertemuan antara Menteri Trenggono dan Menteri Desa Yandri Susanto menghasilkan kata sepakat bahwa program Kampung Nelayan Merah Putih harus selaras dengan program Desa Tematik. Harmonisasi kebijakan ini memberikan kepastian bagi pemerintah daerah bahwa pembangunan yang dilakukan akan mendapat dukungan dari berbagai sisi, mulai dari infrastruktur, kelembagaan koperasi, hingga pemberdayaan masyarakat.

Melalui kesiapan dan antusiasme daerah-daerah ini, program Kampung Nelayan Merah Putih tidak lagi sekadar wacana di Jakarta, melainkan sebuah gerakan pembangunan yang nyata di tingkat akar rumput. Dukungan kolaboratif dari KKP dan Kemendes PDT menjadi katalisator yang mempercepat proses tersebut. Harapannya, dari Biak, Belitung, Kalimantan, Pariaman, dan ratusan lokasi lainnya, akan lahir pusat-pusat ekonomi pesisir baru yang modern, mandiri, dan mensejahterakan para nelayan Indonesia.

(Aqeela Inara)

    Bagikan:
komentar