Gambar: Dok. Eramet

Dampak Dari Fluktuasi Harga Nikel Di Indonesia Membuat Bisnis Eramet Terpuruk, Dengan Penurunan Nilai Saham Mencapai 50%

Senin, 21 Okt 2024

Saham grup pertambangan Prancis, Eramet, mengalami penurunan sebesar 19% pada hari Rabu lalu setelah perusahaan mengumumkan pengurangan target produksi nikel dan mangan. Menurut laporan dari Financial Times, hal ini menjadi tantangan bagi grup bisnis tambang yang terdaftar di Bursa Paris, yang sebelumnya telah mengalami kesulitan akibat penurunan harga nikel di pasar global. Pasar nikel global sebelumnya juga tertekan oleh lonjakan produksi logam yang cepat dengan biaya rendah.

Perusahaan-perusahaan yang dimiliki oleh grup-grup asal Tiongkok telah menyebabkan kelebihan pasokan nikel, yang berujung pada penurunan harga yang drastis.

Saham Eramet mengalami penurunan sekitar 50% sejak bulan Juni 2024, terutama disebabkan oleh penurunan harga nikel yang kini berada di kisaran US$ 17.395 per ton, setelah sebelumnya mencapai US$ 30.000 pada akhir tahun 2022.

Eramet menginformasikan pada Selasa malam bahwa Pemerintah Indonesia telah memberikan izin operasi dan penjualan yang "jauh lebih sedikit" dari yang diharapkan untuk tahun 2024.

Di samping itu, Eramet juga memperkirakan adanya penurunan produksi bijih mangan, yang digunakan dalam pembuatan baja karbon. Sebelumnya, penurunan harga nikel telah mendorong beberapa perusahaan, termasuk First Quantum dan BHP, untuk menghentikan produksi di beberapa lokasi tambang.

Tahun ini, perusahaan pertambangan asal Swiss, Glencore, juga mengumumkan rencananya untuk menjual kepemilikannya di sebuah tambang nikel yang terletak di Kaledonia Baru.

Eramet, grup perusahaan asal Prancis, memiliki operasi di Weda Bay, Indonesia, yang merupakan salah satu tambang nikel terbesar di dunia. Keberadaan mereka di lokasi tersebut telah membantu mengimbangi tantangan yang dihadapi perusahaan di Kaledonia Baru, yang mengalami penghentian produksi dan kerugian.

Para analis menyatakan bahwa berkurangnya izin yang dikeluarkan oleh Pemerintah Indonesia menciptakan ketatnya pasar. Mereka juga mencatat bahwa grup nikel asal Tiongkok, Tsingshan, yang merupakan mitra Eramet di Indonesia, baru-baru ini mengumumkan pemangkasan produksi.


Tag:



Berikan komentar
Komentar menjadi tanggung-jawab Anda sesuai UU ITE.