Penelitian dan Pengembangan ICDX Girta Yoga memperkirakan bahwa harga batu bara akan mengalami penurunan pada minggu ini. Hal ini disebabkan oleh berbagai sentimen negatif yang ada, apa saja itu?
Yoga menjelaskan bahwa sentimen negatif tersebut berasal dari proyeksi penurunan permintaan di negara-negara seperti China dan India. Permintaan dari China diperkirakan akan menurun setelah data terbaru menunjukkan bahwa produksi batu bara domestik China meningkat sebesar 4,4% dibandingkan tahun sebelumnya pada bulan September, karena berakhirnya inspeksi keselamatan di tambang-tambang besar yang memungkinkan produsen untuk meningkatkan kapasitas.
Permintaan batu bara di India mungkin akan mengalami penurunan setelah Kementerian Batubara India merilis laporan yang menunjukkan bahwa produksi batu bara domestik meningkat sebesar 7,48% pada bulan Oktober, demikian disampaikan oleh Yoga kepada Investor Daily baru-baru ini.
Yoga juga mengungkapkan bahwa harga batu bara mengalami tekanan akibat sentimen negatif yang berasal dari kondisi pasokan, khususnya di Indonesia dan Australia, serta perkembangan kebijakan energi bersih dan situasi di pasar gas alam. "Ada kemungkinan harga batu bara akan mencapai level resistance di antara US$ 142,75-143,25 per ton. Jika terjadi faktor negatif, harga dapat berpotensi turun menuju level support di kisaran US$ 141,95-141,45 per ton," jelasnya.
Pada minggu lalu, Yoga melanjutkan, harga batu bara mengalami penurunan sebesar 1,18%. Selama bulan November hingga akhir pekan kedua, harga batu bara tercatat turun sebesar 1,22%. "Jika dilihat dari tahun ke tahun, harga batu bara menunjukkan peningkatan sebesar 7,81%," tutupnya.