Menteri Agama sekaligus Imam Besar Masjid Istiqlal, Nasaruddin Umar, meresmikan pembangunan Terowongan Silaturahim yang menghubungkan Masjid Istiqlal dengan Gereja Katedral Jakarta pada hari Kamis.
Terowongan yang memiliki panjang 34 meter ini berfungsi sebagai simbol toleransi antar-umat beragama dan mempermudah akses bagi para jamaah dari kedua tempat ibadah terbesar di Indonesia tersebut.
"Kami berharap bahwa dengan adanya Terowongan Silaturahim ini, akses antara kedua bangunan ibadah akan semakin mudah, serta menjadi simbol toleransi di antara umat beragama," ungkap Menag.
Nasaruddin juga menekankan makna mendalam dari pembangunan terowongan ini, sebagai lambang kedalaman hati umat beragama yang saling menghormati dan menjaga kerukunan.
Menteri Agama juga menginformasikan bahwa proyek pembangunan terowongan ini merupakan realisasi dari instruksi Presiden Joko Widodo pada tahun 2020, yang bertujuan untuk mempermudah akses bagi jamaah, menyediakan area parkir, serta mengurangi kemacetan di sekitar lokasi.
Terowongan Silaturahim, yang dibangun dengan dana APBN sebesar Rp38,9 miliar, memiliki panjang 34 meter, lebar 4,1 meter, dan kedalaman enam meter.
Baca Juga: Menteri LHK Soroti Pengawasan Bantaran Sungai Pasca Banjir Kayu Di Sumut
"Total luas pembangunan Terowongan Silaturahim mencapai 346 meter," ujarnya.
Selain berfungsi sebagai penghubung, terowongan ini juga dilengkapi dengan diorama yang menggambarkan hubungan toleransi antar-umat beragama, yang diilustrasikan melalui karya seniman Sunaryo dengan tema "Wat Hati" atau "Jembatan Hati".
Diorama ini menggambarkan perjalanan sejarah kerukunan antara umat Islam dan Kristen di Indonesia, yang ditampilkan melalui relief-relief yang menghiasi dinding terowongan.
Terowongan ini juga dilengkapi dengan fasilitas parkir yang mampu menampung antara 800 hingga 1.000 kendaraan, yang dapat dimanfaatkan oleh jamaah Masjid Istiqlal dan Gereja Katedral secara bersama-sama.
Proyek pembangunan terowongan ini melibatkan berbagai pihak, termasuk Kementerian Pekerjaan Umum dan kolaborasi dengan Kereta Api Indonesia (KAI) untuk pembangunan shelter di sekitar lokasi tersebut.
Dengan adanya Terowongan Silaturahim, diharapkan hubungan antar-umat beragama di Indonesia semakin kokoh dan menjadi simbol nyata dari kerukunan di tengah-tengah keberagaman.