Bisnis/Fanny Kusumawardhani

Pandangan BCA Sekuritas Terhadap Emiten Nikel Yang Berstatus Underweight

Rabu, 29 Jan 2025

BCA Sekuritas telah memberikan penilaian underweight terhadap sektor nikel dalam laporan riset terbarunya yang dirilis pada akhir bulan ini. Meskipun harga saham perusahaan nikel mengalami penurunan signifikan hingga awal tahun ini, BCA Sekuritas berpendapat bahwa pasar nikel global masih dalam kondisi lesu akibat kelebihan pasokan. Analis BCA Sekuritas, Muhammad Fariz, menjelaskan bahwa pandangan underweight ini didasarkan pada tingginya produksi baja tahan karat di China, sementara permintaan terus menunjukkan tren penurunan.

Hal ini mengakibatkan penumpukan stok di beberapa produsen, yang pada gilirannya mempengaruhi pasokan nickel pig iron (NPI) di pasar. "Kami berpendapat bahwa NPI dan baja tahan karat saat ini menunjukkan sinyal peringatan, karena potensi perbaikan harga mungkin terbatas jika pasokan NPI terus meningkat, sementara permintaan tetap lemah," ungkap Fariz dalam laporannya yang dikutip pada Selasa (28/1/2025). Selain itu, Fariz menambahkan bahwa beberapa produsen menunjukkan sikap pesimistis dan memilih untuk mengurangi produksi karena permintaan yang belum cukup kuat hingga saat ini.

Kondisi tersebut terus menekan harga baja tahan karat hingga mencapai titik terendah dalam empat tahun terakhir, diikuti oleh penurunan harga NPI. "Sementara itu, untuk produk kelas 1, prospeknya masih menunjukkan sinyal negatif, karena inventaris LME kemungkinan akan tetap tinggi, terutama akibat lonjakan produk di pasar Asia," ujarnya.

BCA Sekuritas telah melakukan penyesuaian terhadap asumsi harga rata-rata LME nikel dan NPI untuk tahun 2024, masing-masing menjadi US$17.062 per ton dan US$13.466 per ton, dari sebelumnya US$18.000 per ton dan US$13.327 per ton. Selain itu, BCA Sekuritas juga menurunkan proyeksi harga rata-rata LME nikel untuk tahun 2025 dan 2026 menjadi US$17.000 per ton, yang sebelumnya diperkirakan berada di level US$19.000 per ton dan US$20.000 per ton.

Harga NPI juga mengalami penyesuaian untuk periode yang sama, menjadi US$13.418 per ton, dari proyeksi awal sebesar US$14.068 per ton dan US$14.808 per ton. "Karena sektor ini menunjukkan tanda-tanda peringatan dan belum ada perbaikan signifikan dalam permintaan, kami mengubah urutan prioritas menjadi ANTM>INCO>NCKL, sebelumnya INCO>NCKL>ANTM," ungkapnya. Mengenai rekomendasi untuk tahun ini, BCA Sekuritas memberikan rating BUY untuk ANTM dengan target harga yang lebih tinggi, yaitu Rp2.710 per saham, meningkat dari Rp1.800 per saham. Target EV/EBITDA tetap di level 9,5 kali, mendekati rata-rata. Sementara itu, rating BUY untuk INCO diturunkan dengan target harga baru sebesar Rp4.260 per saham, dari sebelumnya Rp5.400 per saham, akibat tingginya risiko ekspansi di masa depan. Selanjutnya, target harga untuk rekomendasi BUY NCKL juga diturunkan menjadi Rp770 per saham, dari sebelumnya Rp1.200 per saham. "Risiko terhadap profitabilitas yang lebih rendah pada NPI dan produk sampingan HPAL kini cukup tinggi," tambahnya.



Tag:



Berikan komentar
Komentar menjadi tanggung-jawab Anda sesuai UU ITE.