Dok Kemenko Infra

Dalam Pertemuan Dengan Bank Dunia, AHY Memaparkan Rencana Pembangunan Infrastruktur Giant Sea Wall Dan Proyek Kereta Cepat Di Surabaya

Selasa, 04 Feb 2025

Menteri Koordinator Bidang Infrastruktur dan Pembangunan Kewilayahan, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY), menerima kunjungan dari delegasi World Bank, Multilateral Investment Guarantee Agency (MIGA), dan International Finance Corporation (IFC) pada hari Senin yang lalu. 

Dalam kesempatan tersebut, AHY menekankan bahwa Indonesia memiliki komitmen yang tegas terhadap pembangunan infrastruktur sebagai motor penggerak pertumbuhan ekonomi, dengan memanfaatkan pembiayaan yang inovatif serta menjalin kerja sama dengan lembaga-lembaga internasional.

Dalam pengembangan infrastruktur ini, pemerintah menekankan pada proyek-proyek strategis untuk mencapai pemerataan pembangunan, serta memastikan keberlanjutan infrastruktur fisik dan digital dengan tujuan mengurangi kesenjangan ekonomi dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

Kunjungan ini sangat krusial bagi kami dalam merumuskan dan mengembangkan gagasan-gagasan baru, khususnya terkait dengan skema pembiayaan yang lebih inovatif, terpercaya, dan kredibel," ungkap AHY dalam pernyataan tertulisnya, Selasa (4/2/2025).

AHY menjelaskan rencana pembangunan infrastruktur untuk lima tahun ke depan, yang mencakup proyek-proyek strategis seperti pembangunan Giant Sea Wall di Jakarta untuk mengatasi masalah penurunan tanah, serta proyek kereta cepat Jakarta-Surabaya. Selain itu, pemerintah menargetkan pembangunan 3 juta unit rumah setiap tahunnya untuk meningkatkan kualitas hidup masyarakat dan mendorong pertumbuhan ekonomi.

"Kami perlu memastikan bahwa pembangunan infrastruktur berjalan sesuai rencana untuk mendukung visi dan misi Presiden, termasuk mencapai pertumbuhan ekonomi sebesar 8% serta mewujudkan keberlanjutan dan kemandirian di sektor pangan, energi, dan air," jelasnya.

Menko AHY juga menekankan pentingnya pembangunan infrastruktur yang inklusif dan adil untuk mengurangi kesenjangan antara wilayah Jawa dan luar Jawa.

"Prioritas utama kami adalah mengatasi ketimpangan antara Jawa dan non-Jawa, serta memperkecil kesenjangan digital, yang masih menjadi tantangan besar bagi Indonesia," tambahnya.

Bentuk Tim Kecil

Di tengah tantangan dalam efisiensi anggaran, pemerintah terus berupaya menemukan solusi yang paling tepat. Menko AHY menyatakan bahwa pemerintah akan membentuk tim kecil untuk membahas pengembangan perumahan dan infrastruktur dasar secara bersamaan, guna memastikan adanya percepatan pembangunan yang signifikan.

Perwakilan dari World Bank, yaitu Ms. Manuela Ferro dan Mr. Hiroshi Matano, menyampaikan dukungan mereka terhadap pembangunan infrastruktur yang berkelanjutan di Indonesia. Mereka juga menekankan pentingnya kolaborasi antara pemerintah dan sektor swasta dalam pembiayaan infrastruktur untuk mencapai hasil yang optimal.

"Saya percaya bahwa kemitraan ini dapat diperkuat lebih lanjut dan menghasilkan solusi inovatif yang sesuai dengan tantangan yang dihadapi Indonesia," tutup Menko AHY.

Pertemuan ini dihadiri oleh sejumlah pejabat tinggi, termasuk Wakil Presiden Eksekutif MIGA, Wakil Presiden Regional Bank Dunia untuk Asia Timur dan Pasifik, Direktur Bank Dunia untuk Indonesia, Direktur MIGA, Deputi Nazib Faizal, Deputi Rachmat Kaimuddin, Deputi Ronny Hutahayan, Staf Khusus Agust Jovan Latuconsina, Staf Khusus Sigit Raditya, dan Staf Khusus Herzaky Mahendra Putra.

Prabowo Bakal Bangun Tanggul Laut Raksasa 700 Km

Utusan Khusus Presiden Bidang Iklim dan Pangan, Hashim S Djojohadikusumo, sebelumnya mengungkapkan berbagai program pemerintah Prabowo Subianto dalam acara ESG Sustainability Forum 2025 yang mengusung tema "ESG dan Pembiayaan Hijau untuk Ekonomi RI yang Inklusif dan Berkelanjutan". Salah satu inisiatif yang disampaikan adalah pembangunan tanggul laut raksasa.

Hashim menjelaskan bahwa pemerintah berencana untuk membangun tanggul laut sepanjang 700 km yang membentang dari Banten hingga Jawa Timur. Ia menekankan bahwa tujuan dari program tanggul laut ini adalah untuk melindungi lahan pertanian yang terletak di wilayah pantai utara Jawa.

Ia mengakui bahwa pelaksanaan program ini akan memakan waktu yang cukup lama, diperkirakan antara 10 hingga 20 tahun. "Namun, langkah ini harus segera dimulai agar kita dapat melindungi jutaan hektare sawah di pantai utara Jawa," ujarnya yang dikutip pada Senin (3/2/2025).

"Apa makna food estate di Kalimantan atau Merauke jika jutaan hektare sawah di Jawa terendam dan tertutup oleh laut," tambahnya.

Hashim juga menjelaskan bahwa rencana pembangunan tanggul laut raksasa ini sebenarnya telah dirancang sejak tahun 1994 pada masa Orde Baru, ketika pemerintah sudah menyadari adanya ancaman dari kenaikan permukaan air laut. Saat ini, proyek tersebut akan direalisasikan meskipun sudah sedikit terlambat.

China Berminat

Perusahaan asal Tiongkok, Nanjing Hydraulic Research Institute (NHRI), menunjukkan ketertarikan untuk berpartisipasi dalam proyek pembangunan tanggul laut di Pantai Utara Pulau Jawa. 

Pernyataan ini disampaikan oleh juru bicara Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), Endra Saleh Atmawidjaja. Proyek ini merupakan bagian dari rencana pembangunan yang diusung oleh Pemerintahan Presiden Terpilih Prabowo Subianto.

Endra menginformasikan bahwa NHRI telah menyatakan minatnya untuk terlibat dalam proyek besar tersebut. 

"Investor dari Tiongkok dalam pertemuan terakhir di Beijing menunjukkan ketertarikan. Jadi, ini masih dalam tahap minat dari Nanjing Hydraulic Research Institute (NHRI)," ungkap Endra saat ditemui di Kantor Kementerian PUPR, Jakarta Selatan, pada Kamis (10/10/2024).

Dengan demikian, NHRI belum secara resmi terlibat dalam proyek tanggul laut di Pulau Jawa. 

Endra menambahkan bahwa diharapkan minat ini dapat dilanjutkan dengan penandatanganan Letter of Intent (LoI). 

"Setelah adanya letter of intent, kita dapat melakukan pertukaran data dan tenaga ahli, serta mereka akan mendalami kajian teknis yang telah dilakukan oleh Korea dan Belanda," jelasnya.


Tag:



Berikan komentar
Komentar menjadi tanggung-jawab Anda sesuai UU ITE.