Negara-negara Di Luar Indonesia Telah Menangguhkan Worldcoin

Aktivitas teknologi pemindaian iris mata Worldcoin, yang diluncurkan pada tahun 2023, telah dihentikan di beberapa negara di luar Indonesia akibat perdebatan mengenai keamanan dan privasi data. Menurut laporan Coinpedia, Senin, negara-negara seperti Kenya, Hong Kong, Portugal, dan Spanyol mengungkapkan kekhawatiran akan kemungkinan penyalahgunaan data biometrik, sehingga mereka memutuskan untuk menangguhkan aktivitas Worldcoin. Kenya menjadi salah satu negara pertama yang menghentikan aktivitas Worldcoin pada pertengahan 2023, menyusul kekhawatiran terkait praktik pengumpulan data dan potensi eksploitasi. Hong Kong juga mengambil langkah serupa pada Mei 2024, setelah pihak berwenang menemukan pelanggaran undang-undang privasi dalam metode pengumpulan data iris dan wajah. Di Eropa, Portugal menangguhkan sementara operasi pengumpulan data Worldcoin pada Maret 2024 karena khawatir akan risiko ketidakmungkinan menghapus data atau menarik persetujuan penggunaan data yang telah dikumpulkan. Tak lama setelah itu, Spanyol juga menghentikan sementara aktivitas Worldcoin di negara tersebut karena dianggap melanggar Peraturan Perlindungan Data Umum (GDPR) Uni Eropa. Terbaru, pemerintah Indonesia melalui Kementerian Komunikasi dan Digital (Komdigi) juga mengambil tindakan tegas dengan membekukan aktivitas Worldcoin, setelah menerima laporan dari masyarakat mengenai aktivitas mencurigakan platform tersebut. Direktur Jenderal Pengawasan Ruang Digital Kementerian Komunikasi dan Digital, Alexander Sabar, akan memanggil mitra lokal Worldcoin - PT Terang Bulan Abadi dan PT Sandina Abadi Nusantara - untuk memberikan klarifikasi lebih lanjut. Negara-negara yang menghentikan atau memblokir Worldcoin umumnya menyuarakan kekhawatiran yang sama: risiko penyalahgunaan data biometrik yang sensitif, kurangnya transparansi dalam penyimpanan dan pemrosesan data, serta potensi pelanggaran privasi skala besar.

Tag: GDPR Hong Kong Worldcoin