Bupati Luwu Timur (Lutim) Irwan Bachri Syam memberikan penghargaan kepada PT Vale Indonesia (PTVI) yang beroperasi di daerahnya. Bupati menilai bahwa PT Vale telah menerapkan praktik operasional pertambangan yang baik dan mampu menjadi proyek padat karya yang dapat menyerap banyak tenaga kerja lokal. "Jika Anda ingin menambang, ingin melakukan aktivitas pertambangan di Luwu Timur, ada PT Vale yang (dapat) menjadi contoh," ujar Bupati dalam pernyataannya kepada media dari Sorowako, Kabupaten Luwu Timur, Sulawesi Selatan, Rabu (18/06/2025). Pernyataan Bupati tersebut disampaikan saat ia menerima kunjungan Menteri Kehutanan Raja Juli Antoni bersama pimpinan PT Vale Indonesia yang berkunjung ke Sorowako, Sulawesi Selatan, pekan lalu. Dalam kunjungan itu, Menteri Kehutanan didampingi oleh Komisaris MIND ID, Grace Natalie, Plt CEO PT Vale Indonesia, Bernardus Irmanto, yang juga disaksikan oleh sejumlah pimpinan dan tokoh masyarakat dari Luwu Timur. Meskipun tidak secara langsung membahas dampak dari kegiatan penambangan, Bupati melihat bahwa kontribusi PT Vale Indonesia kepada Luwu Timur telah berhasil mengoptimalkan potensi sumber daya alam (SDA) yang ada di wilayahnya. Ia menyatakan bahwa Luwu Timur memiliki cadangan nikel yang sangat besar, mencapai 50 persen dari total cadangan deposit nikel dunia. "Kami dari Pemerintah Daerah sangat menyambut baik investasi yang masuk. Namun, kami berharap investasi ini dapat memenuhi persyaratan yang ditetapkan oleh Undang-Undang serta harapan masyarakat di Kabupaten Luwu Timur," ungkapnya. Pernyataan Bupati ini secara tidak langsung menanggapi tuduhan yang dilayangkan oleh organisasi nirlaba Wahana Lingkungan Hidup (WALHI) Sulawesi Selatan. Dalam pernyataannya, Walhi Sulsel menganggap kehadiran PT Vale Indonesia telah menimbulkan berbagai dampak negatif terhadap lingkungan dan masyarakat sekitar. Walhi juga menegaskan bahwa PT Vale Indonesia dinilai tidak melakukan sosialisasi kepada masyarakat sebelum memulai kegiatan operasionalnya. Di sisi lain, PT Vale Indonesia menyatakan bahwa dalam menjalankan operasionalnya, mereka berpegang pada nilai-nilai perusahaan, seperti dialog yang terbuka dan transparan. Hal ini termasuk aktivitas di Blok Tanamalia yang telah melibatkan diskusi dengan masyarakat, pimpinan desa, pemerintah kecamatan dan kabupaten, serta pemangku kepentingan lainnya. PT Vale Indonesia juga menegaskan bahwa selama tahun 2022-2025, dialog telah dilakukan dengan pemerintah, tokoh masyarakat, serta dinas terkait seperti Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan untuk menjelaskan rencana kegiatan eksplorasi yang akan dilaksanakan di Loeha Raya. Hal penting lainnya, PT Vale Indonesia menyatakan bahwa mereka telah melakukan dialog dengan DPRD Luwu Timur hingga DPR-RI bersama perwakilan masyarakat Loeha Raya untuk mencari solusi terbaik dalam memulai kegiatan eksplorasi tanpa mengganggu masyarakat. "Secara resmi, PT Vale Indonesia telah melakukan dialog pada 21 Desember 2021 sebelum memulai kegiatan studi eksplorasi FEL 1. Selanjutnya, untuk melanjutkan studi FEL 2 pada 2 Oktober 2024, PT Vale Indonesia kembali mendengarkan masukan dari tokoh masyarakat, agama, perempuan, dan pemuda di Aula Kantor Desa Loeha mengenai eksplorasi yang akan dilakukan," demikian pernyataan resmi dari PT Vale Indonesia. Dalam operasionalnya, PT Vale Indonesia berkomitmen untuk menjaga kelestarian lingkungan dan melibatkan masyarakat. Ini dibuktikan dengan pemantauan kualitas air, udara, dan tanah yang dilakukan secara berkala dengan melibatkan pihak ketiga untuk memastikan bahwa kegiatan pengeboran di Tanamalia tidak berdampak signifikan pada kualitas lingkungan, terutama ketersediaan air bersih. Sebagai pemilik izin penggunaan kawasan hutan dalam PPKH No 235 Tahun 2024, PT Vale Indonesia memiliki beberapa kewajiban, antara lain melaksanakan perlindungan hutan sesuai dengan peraturan negara yang berlaku, melaksanakan perlindungan terhadap satwa liar dan atau satwa yang dilindungi, melakukan pengendalian kebakaran hutan dan lahan, serta memberikan kemudahan bagi aparat Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, baik pusat maupun daerah, dalam melakukan monitoring dan evaluasi lapangan. "Perusahaan tidak pernah membatasi akses masyarakat untuk memperoleh air bersih, mengakses pekerjaan, serta area hutan," demikian ditegaskan kembali oleh pihak PTVI. Lebih lanjut, PT Vale Indonesia menyatakan bahwa peluang besar telah diberikan kepada talenta lokal untuk berkontribusi dalam proyek. Sepanjang tahun 2024, proyek di Blok Tanamalia telah melibatkan tenaga kerja lokal sebanyak 231 orang atau 61% dari total tenaga kerja yang ada. Perusahaan juga membuka kesempatan untuk peningkatan karier bagi tenaga kerja lokal. Sebanyak 17 orang yang awalnya direkrut sebagai kru atau asisten, kini telah mampu menduduki posisi yang lebih tinggi seperti koordinator, pemimpin, petugas keselamatan, hingga posisi yang ditugaskan sementara. "Komitmen perusahaan dalam memprioritaskan tenaga kerja lokal terlihat dari pemberian pelatihan vokasional untuk operator dump truck, excavator, dan dozer. Sebanyak 80 peserta dari lima desa di Loeha Raya telah berpartisipasi dan kini telah mendapatkan pekerjaan di berbagai perusahaan tambang setelah mengikuti pelatihan."