Liputan6.com/Giovani Dio Prasasti

Kaleidoskop 2024: Perusahaan Teknologi Bersaing Dalam Pengembangan AI Generatif

Jumat, 27 Des 2024

Sepanjang tahun 2024, berbagai perusahaan teknologi bersaing dalam mengembangkan teknologi AI generatif. Banyak layanan tersebut telah mengalami kemajuan yang signifikan dalam satu tahun terakhir.

Salah satu contohnya adalah ChatGPT yang dikembangkan oleh OpenAI. Di awal tahun 2024, chatbot AI ini menunjukkan kemampuannya untuk mengingat percakapan atau interaksi sebelumnya dengan pengguna, dan menggunakan informasi tersebut sebagai referensi dalam percakapan yang akan datang.

Teknologi yang diperkenalkan oleh OpenAI, yaitu "memori digital", memungkinkan chatbot untuk menyimpan informasi mengenai Anda serta percakapan yang terjadi selama interaksi.

Fitur memori digital yang diperkenalkan bertujuan untuk menjadikan ChatGPT lebih personal dan bersahabat dengan pengguna, sehingga menciptakan pengalaman seolah-olah berbincang dengan teman atau kenalan.

Selain itu, OpenAI juga meluncurkan model AI yang dapat mengubah perintah teks menjadi video, yang dinamakan Sora.

Menurut OpenAI, Sora mampu menghasilkan adegan yang realistis dan imajinatif berdasarkan perintah teks. Model teks-ke-video ini memungkinkan pengguna untuk membuat video fotorealistik dengan durasi hingga satu menit, semuanya berdasarkan instruksi tertulis.

Selanjutnya, menjelang pertengahan tahun, OpenAI memperkenalkan model baru dari GPT-4, yaitu GPT-4o, yang menawarkan peningkatan signifikan dalam kecepatan serta kemampuan pengenalan teks, visi, dan audio.

Dengan berbagai pengembangan tersebut, pada September 2024, OpenAI mengungkapkan bahwa ChatGPT telah digunakan oleh 200 juta pengguna aktif setiap minggu. Angka ini menunjukkan peningkatan dua kali lipat dibandingkan jumlah pengguna ChatGPT pada pertengahan tahun lalu.

Kemudian, pada Oktober 2024, laporan terbaru mengindikasikan bahwa OpenAI telah berhasil mendapatkan pendanaan baru sebesar USD 6,6 miliar. Dengan pendanaan ini, nilai perusahaan diperkirakan mencapai USD 157 miliar.

Microsoft Copilot

Microsoft terus mengembangkan layanan Copilot selain OpenAI. Di awal tahun ini, perusahaan tersebut meluncurkan aplikasi Copilot untuk platform Android dan iOS.

Dengan aplikasi ini, pengguna perangkat Android dan iOS dapat memberikan perintah atau prompt untuk mengajukan pertanyaan, merangkum teks, menyusun draf email, blog, serta menciptakan gambar berkat teknologi DALL-E 3.

Untuk meningkatkan penggunaan Copilot, Microsoft juga menyediakan tombol khusus untuk mengakses chatbot tersebut di PC atau laptop terbaru. Ini merupakan perubahan signifikan pertama yang dilakukan Microsoft pada keyboard PC Windows dalam tiga puluh tahun terakhir.

Di awal tahun ini, Microsoft juga mengumumkan peluncuran Copilot Pro untuk konsumen umum. Sesuai namanya, layanan ini merupakan layanan berbayar yang memberikan pengalaman Copilot yang lebih komprehensif bagi penggunanya.

CEO Microsoft, Satya Nadella, menyatakan bahwa Copilot telah diterima dengan baik oleh pengguna. Data per Februari 2024 menunjukkan bahwa Copilot telah digunakan di lebih dari 75 juta perangkat di seluruh dunia.

Nadella menambahkan bahwa adopsi yang cepat terhadap Copilot menunjukkan dampak kecerdasan buatan dalam mengubah cara kerja manusia.

Selanjutnya, di pertengahan tahun, Microsoft memperbarui tampilan Copilot di Windows 11, menjadikannya semakin mirip dengan ChatGPT. Tampilan baru ini mengadopsi menu di sisi kiri yang menampilkan riwayat obrolan.

Selain itu, jendela aplikasi Copilot telah mengalami pembaruan, yang memungkinkan pengguna untuk mengatur posisinya, berbeda dengan versi sebelumnya yang selalu menempatkan Copilot di sisi kanan desktop.

Lebih lanjut, ikon aplikasi Copilot kini dapat ditemukan di bilah taskbar Windows 11, sehingga aksesnya menjadi lebih mudah. Selain itu, chatbot ini juga telah terintegrasi dengan aplikasi chatting seperti Telegram dan WhatsApp.

Gemini dari Google

Google telah mengumumkan peluncuran Gemini, yang merupakan nama baru untuk chatbot sebelumnya yang dikenal sebagai Bard. 

Sebagai bagian dari perubahan ini, Google juga meluncurkan aplikasi Gemini yang dirancang khusus untuk perangkat Android, serta mengintegrasikan fitur Duet AI dari Google Workspace ke dalam Gemini.

Menurut CEO Google, Sundar Pichai, dalam sebuah postingan di blog perusahaan, langkah ini diambil untuk menyederhanakan pengalaman pengguna.

"Bard telah menjadi cara terbaik bagi orang untuk merasakan model AI kami yang paling canggih. Untuk mencerminkan teknologi mutakhir yang ada, Bard kini akan dikenal sebagai Gemini," ungkap Sundar.

Dalam acara Google I/O, perusahaan juga mengumumkan integrasi Gemini dengan Google Messages. Melalui integrasi ini, pengguna dapat meminta chatbot untuk menyusun pesan, berbagi ide, dan merencanakan acara.

Gemini juga diintegrasikan ke dalam layanan Google lainnya, termasuk Google Docs, Maps, dan YouTube.

Pada Agustus 2024, perusahaan akan meluncurkan aplikasi Gemini Live bersamaan dengan peluncuran Google Pixel 9. Secara umum, aplikasi ini mirip dengan Gemini, namun pengguna dapat mengaksesnya melalui perintah suara.

"Gemini Live memberikan pengalaman percakapan mobile yang memungkinkan Anda berinteraksi dengan Gemini," kata Google. Untuk meningkatkan pengalaman yang lebih alami, tersedia 10 pilihan suara yang dapat dipilih oleh pengguna.

Google tidak hanya menghadirkan Gemini di platform Android, tetapi juga meluncurkannya untuk perangkat iOS. Pada bulan November 2024, perusahaan tersebut merilis aplikasi Gemini secara global untuk pengguna iOS.

Menjelang akhir tahun 2024, Google memperkenalkan model pertama dari rangkaian Gemini 2.0, yaitu Gemini 2.0 Flash.

Model ini diklaim melanjutkan keberhasilan Gemini 1.5 Flash dengan menawarkan peningkatan performa dan waktu respons yang tetap cepat.

Lebih lanjut, Google menyatakan bahwa Gemini 2.0 Flash mampu mengungguli performa 1.5 Pro dalam beberapa metrik penting, berkat kecepatan yang dua kali lipat lebih tinggi.

Meta AI dan Grok

Tren pengembangan kecerdasan buatan (AI) juga diadopsi oleh berbagai perusahaan media sosial, termasuk Meta dan X. Sebagai ilustrasi, Meta telah mengintegrasikan layanan Meta AI ke dalam beberapa platformnya, seperti WhatsApp, Facebook, dan Instagram.

Menjelang akhir tahun 2024, pengguna di Indonesia akan dapat mengakses layanan Meta AI. Meta AI adalah chatbot yang dikembangkan oleh Meta, yang berfungsi sebagai teman berbincang bagi penggunanya.

Selain berfungsi sebagai teman bicara, Meta AI juga dapat berperan sebagai asisten pribadi yang sangat berguna. Chatbot ini mampu membantu pengguna dalam menyusun jadwal dan mencari resep masakan.

Meta AI juga dapat digunakan untuk mengenali objek di sekitar pengguna, mengedit gambar, serta membuat caption kreatif untuk keperluan media sosial.

Di samping Meta, X yang dimiliki oleh Elon Musk juga meluncurkan Grok untuk semua pelanggan premium mereka. Sebelumnya, akses ke chatbot AI Grok hanya tersedia untuk pelanggan premium plus X.

Grok yang dikembangkan oleh xAI dikenal sebagai AI yang "meniru Hitchhiker's Guide to the Galaxy," sehingga dirancang untuk menjawab hampir semua pertanyaan dan, yang lebih menantang, memberikan saran mengenai pertanyaan yang seharusnya diajukan.

xAI menyatakan bahwa Grok dirancang untuk memberikan jawaban dengan sedikit kecerdasan dan memiliki sifat yang memberontak. Pada bulan April 2024, xAI mengumumkan versi terbaru Grok yang diklaim mampu memahami gambar.

Grok 1.5 merupakan model multimodal generasi pertama dari xAI yang tidak hanya dapat merespons gambar tetapi juga unggahan tangkapan layar.

Elon Musk mengungkapkan rencananya untuk mengembangkan Grok dengan membangun sebuah superkomputer baru. Superkomputer ini direncanakan akan menggunakan puluhan ribu chip GPU NVIDIA H100, dengan total biaya pembuatan yang diperkirakan mencapai triliunan rupiah.


Tag:



Berikan komentar
Komentar menjadi tanggung-jawab Anda sesuai UU ITE.