Wakil Gubernur Provinsi Lampung, Jihan Nurlela, menyatakan bahwa bencana banjir merupakan peringatan serius mengenai perlunya perbaikan infrastruktur pengendalian banjir di daerah perkotaan yang saat ini masih lemah. "Banjir ini menandakan adanya kelemahan dalam infrastruktur pengendalian banjir di kawasan perkotaan, serta dampak negatif dari eksploitasi lingkungan yang tidak terkelola dengan baik dan memerlukan perbaikan," ungkap Jihan Nurlela dalam pernyataannya di Bandarlampung, Selasa. Ia menambahkan bahwa salah satu langkah yang dapat diambil adalah menutup tambang ilegal yang membuang limbah pasir ke dalam aliran air, yang mempercepat sedimentasi dan penyumbatan di beberapa lokasi, dan akan dihentikan secara permanen. "Pemerintah Provinsi Lampung juga saat ini tengah mempercepat program normalisasi saluran air dan drainase di daerah rawan banjir. Pendekatan yang diterapkan tidak lagi bersifat reaktif dan sektoral, melainkan berbasis kolaborasi lintas organisasi pemerintah daerah (OPD) serta kerjasama dengan pemerintah kabupaten dan kota," jelasnya. Menurutnya, pihaknya telah menginstruksikan semua OPD teknis untuk melakukan pemetaan sistem drainase dan penanganan yang bersifat permanen. "Kami perintahkan agar segera dilaksanakan, tidak bisa hanya mengandalkan tanggap darurat. Harus ada respons terhadap penyebab agar masalah ini dapat diselesaikan," ujarnya. Wagub juga menekankan bahwa Pemerintah Provinsi Lampung sangat memperhatikan pentingnya edukasi tentang kebencanaan dan sistem peringatan dini bagi masyarakat. "Banjir terjadi ketika banyak warga masih tertidur. Ini menunjukkan perlunya peningkatan sistem informasi publik dan kesiapsiagaan komunitas," tambahnya. Ia juga mengingatkan pentingnya pemulihan yang inklusif, termasuk penyesuaian layanan pendidikan di daerah yang terdampak, serta meminta dinas pendidikan untuk menyiapkan skenario pembelajaran dari rumah untuk sementara waktu. Kami mengutamakan keselamatan masyarakat. Jika diperlukan, sekolah akan diliburkan selama dua hingga tiga hari sambil menunggu situasi benar-benar aman. Namun, anak-anak tetap akan melanjutkan pembelajaran dari rumah,” ujarnya. Ia menambahkan bahwa penanganan pascabanjir saat ini dilakukan secara serentak dengan pengerahan alat berat, tenaga teknis, relawan, serta keterlibatan TNI dan Polri di lapangan. "Pemerintah Provinsi Lampung juga telah membuka saluran aduan cepat bagi warga yang terdampak, terutama untuk melaporkan titik-titik genangan dan hambatan aliran air. Penanganan banjir tidak akan berhenti pada tahap tanggap darurat. Kami akan merumuskan kebijakan jangka menengah terkait pemulihan lingkungan, audit drainase, dan revisi tata ruang di daerah rawan bencana," tambahnya. Sebelumnya, bencana banjir melanda Kelurahan Panjang, Kota Bandarlampung, pada Senin (21/4) dini hari, yang mengakibatkan tiga orang kehilangan nyawa. Banjir ini disebabkan oleh curah hujan yang tinggi sejak pukul 03.00 WIB, serta diperburuk oleh fenomena pasang air laut dan kondisi drainase yang tidak mampu menampung volume air.