Institut Digital dan Siber Indonesia (IDCI) menilai bahwa gangguan signifikan terhadap infrastruktur penting yang terjadi di beberapa negara Eropa, termasuk Spanyol dan Portugal, merupakan peringatan serius bagi seluruh dunia. Meskipun masalah ini berakar dari gangguan kelistrikan, dampaknya meluas ke sistem digital, sosial, dan ekonomi, menunjukkan perlunya kesiapsiagaan menyeluruh dalam menghadapi krisis yang melibatkan berbagai sistem. Insiden ini menegaskan bahwa ketahanan nasional tidak hanya berkaitan dengan perangkat teknologi, tetapi juga dengan kemampuan manajerial dan komunikasi krisis yang terintegrasi. Menanggapi situasi ini, IDCI telah merumuskan langkah-langkah strategis untuk memperkuat pertahanan siber dan infrastruktur digital nasional secara komprehensif melalui enam inisiatif dalam tiga kluster program utama. Pertama, IDCI akan fokus pada penguatan standar dan audit nasional dengan membentuk Pusat Sertifikasi dan Audit Keamanan Digital Nasional (NDSCAC) serta Indeks Risiko Siber Indonesia (ICRI), yang dirancang sebagai pusat akreditasi resmi dan penyusunan indeks risiko siber nasional berdasarkan sektor dan wilayah. Kedua, IDCI mendorong pengembangan kapasitas dan sistem pengawasan teknologi cerdas melalui program Sertifikasi Profesional Keamanan Siber (CPCP), serta skema Inspeksi dan Verifikasi Sistem Digital yang berbasis teknologi Kecerdasan Buatan dan Blockchain. Inisiatif ini dirancang untuk memastikan transparansi dan keandalan teknologi yang bersifat kritis, seperti sistem pemilu elektronik dan sistem komando pertahanan negara. Ketiga, IDCI menekankan pentingnya penguatan respons krisis terhadap ancaman sistemik melalui pembentukan Pusat Respons Insiden Siber Industri (ICIRC) dan peluncuran kampanye nasional Kepercayaan Digital untuk Indonesia yang bertujuan untuk meningkatkan kesadaran publik serta memperkuat kepercayaan kolektif terhadap proses transformasi digital nasional. Yayang Ruzaldy, Direktur Eksekutif IDCI, mengungkapkan bahwa insiden lintas negara di Eropa seharusnya menjadi peringatan global yang mendorong Indonesia untuk mengambil langkah proaktif, bukan hanya reaktif. "Ketahanan sistem digital dan infrastruktur vital adalah bagian dari kedaulatan nasional yang tidak dapat ditunda, karena berkaitan dengan keselamatan dan stabilitas negara secara keseluruhan," ujar Yayang dalam pernyataan yang diterima pada hari Minggu (4/5/2025). Ia menekankan pentingnya kolaborasi kebijakan, kesiapan sumber daya manusia, serta sistem komunikasi krisis yang handal dalam membangun ekosistem pertahanan siber nasional. Di sisi lain, Mario Romano, Wakil Direktur Eksekutif IDCI untuk Keamanan Siber, menambahkan bahwa Indonesia perlu segera mengembangkan arsitektur ketahanan digital dan energi yang mandiri, adaptif, dan terdesentralisasi. Ia menjelaskan bahwa IDCI telah mengidentifikasi sejumlah langkah penting yang harus diambil oleh pemerintah. "Salah satunya adalah melakukan penilaian keamanan terhadap sistem teknologi informasi dan jaringan di berbagai sektor strategis, seperti ketenagalistrikan, telekomunikasi, perbankan, dan sistem transportasi nasional," jelas Mario.