Sinergi Kementerian PUPR Dengan Pemda Dan Masyarakat Dalam Penanganan Bencana Aceh

Sabtu, 29 November 2025

    Bagikan:
Penulis: Dharma Sakti
Kolaborasi tripartit antara Kementerian PUPR, pemerintah daerah, dan masyarakat terbukti efektif dalam mempercepat penanganan darurat bencana, dengan pembagian peran yang jelas dan saling melengkapi berdasarkan kapasitas masing-masing.

Aceh Besar - Keberhasilan penanganan darurat banjir dan tanah longsor di Aceh tidak lepas dari sinergi yang solid antara Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), pemerintah daerah provinsi dan kabupaten/kota, serta partisipasi aktif masyarakat setempat. Model kolaborasi ini menjadi kunci efisiensi dan efektivitas operasi.

Kementerian PUPR berperan sebagai leading sector dalam penanganan infrastruktur, menyediakan alat berat, tenaga teknis, dan pendanaan untuk pemulihan infrastruktur strategis. Sementara pemerintah daerah melalui dinas terkait fokus pada penanganan infrastruktur skala lokal dan pendataan kerusakan.

Masyarakat terlibat aktif dalam proses pemantauan dan pemeliharaan infrastruktur sederhana. Gotong royong membersihkan lingkungan dan saluran drainase menjadi kontribusi nyata yang mempercepat proses pemulihan. Pengetahuan lokal tentang karakteristik wilayah juga sangat membantu dalam menentukan strategi penanganan.

Komunikasi intensif dijalin melalui posko terpadu yang mempertemukan perwakilan dari ketiga pihak. Rapat koordinasi harian digelar untuk mengevaluasi progres, mengidentifikasi kendala, dan menyusun rencana aksi berikutnya. Transparansi informasi menjadi prinsip utama dalam kolaborasi ini.

Pembagian tanggung jawab dibuat berdasarkan kapasitas teknis dan kewenangan. Kementerian PUPR menangani infrastruktur kompleks seperti jembatan dan jalan nasional, pemerintah daerah menangani jalan kabupaten dan sistem drainase perkotaan, sementara masyarakat fokus pada tingkat lingkungan.

Kapasitas pemerintah daerah dan masyarakat juga ditingkatkan melalui pendampingan teknis. Tim dari Kementerian PUPR tidak hanya bekerja, tetapi juga transfer knowledge kepada staf dinas dan masyarakat tentang teknik-teknik penanganan dan pemeliharaan infrastruktur yang benar.

Model sinergi ini akan dikembangkan lebih lanjut tidak hanya untuk fase tanggap darurat tetapi juga untuk tahap rehabilitasi dan rekonstruksi. Keberhasilan kolaborasi di Aceh ini diharapkan dapat menjadi best practice untuk penanganan bencana di wilayah lain di Indonesia.

Dengan semangat gotong royong dan kolaborasi yang terbukti efektif, proses pemulihan pasca bencana di Aceh diharapkan dapat berjalan lebih cepat dan hasilnya lebih berkelanjutan. Pendekatan partisipatif ini juga memperkuat rasa memiliki dan tanggung jawab bersama terhadap infrastruktur yang dibangun.

(Dharma Sakti)

Baca Juga: Membangun IKN Dengan Prinsip Zero Fatality: Komitmen Keselamatan Hutama Karya Di Proyek Strategis
Tag

    Bagikan:

Berikan komentar
Komentar menjadi tanggung-jawab Anda sesuai UU ITE.