Sabang - PT PLN (Persero) menegaskan komitmen penuh dan sungguh-sungguh untuk segera memulihkan kondisi kelistrikan di seluruh wilayah Aceh yang terganggu pascabencana angin kencang. Komitmen tersebut diiringi dengan penyampaian permohonan maaf yang tulus atas berbagai ketidaknyamanan dan kerugian yang dialami oleh masyarakat selaku pelanggan setia. Langkah ini merupakan bagian integral dari prinsip tata kelola perusahaan yang baik dan peduli terhadap stakeholder.
Untuk merealisasikan komitmen tersebut, PLN telah menyusun strategi pemulihan bertahap yang realistis namun agresif. Tahap pertama adalah stabilisasi jaringan dan pencegahan kerusakan sekunder. Tahap kedua adalah restorasi pada jaringan utama (backbone) untuk membangun kembali kerangka pasokan. Tahap ketiga adalah penyambungan kembali secara masif ke pelanggan, dengan tetap memperhatikan kualitas dan keamanan pasokan.
Alokasi sumber daya dilakukan secara maksimal, termasuk mendatangkan tenaga ahli dan peralatan dari unit PLN di luar Aceh jika diperlukan. Gudang material siaga bencana juga telah diaktifkan untuk menyuplai kebutuhan tiang, kabel, dan transformator pengganti. Pendekatan ini menunjukkan bahwa pemulihan listrik di Aceh menjadi prioritas nasional bagi korporasi.
Baca Juga: Menteri LHK Soroti Pengawasan Bantaran Sungai Pasca Banjir Kayu Di Sumut
Permohonan maaf yang disampaikan tidak dimaksudkan untuk menghapus kewajiban perusahaan, melainkan sebagai pengakuan awal bahwa pelayanan yang diberikan belum memenuhi ekspektasi masyarakat di saat kritis. PLN berkeyakinan bahwa hubungan dengan pelanggan dibangun di atas kejujuran dan itikad baik untuk memperbaiki kesalahan, terlepas dari penyebabnya yang mungkin di luar kendali.
Selama proses pemulihan, PLN membuka ruang dialog dengan perwakilan masyarakat, termasuk melalui kelurahan dan desa, untuk menyampaikan perkembangan dan mendengarkan keluhan. Mekanisme ini diharapkan dapat meminimalisir misinformasi dan menumbuhkan rasa saling percaya. Masyarakat diajak untuk menjadi mitra pengawasan dalam proses rehabilitasi ini.
Komitmen jangka panjang PLN adalah membangun infrastruktur kelistrikan Aceh yang lebih tangguh. Rencana ini akan diimplementasikan melalui program-program pembangunan yang berorientasi pada ketahanan bencana (disaster-resilient infrastructure). Kolaborasi dengan lembaga penelitian dan perguruan tinggi juga akan digalakkan untuk menerapkan solusi teknologi yang sesuai dengan kondisi lokal.
Insiden ini menjadi pengingat bahwa di era dimana ketergantungan pada listrik sangat tinggi, gangguan memiliki efek domino yang luas. Oleh karena itu, PLN mendorong masyarakat untuk juga memiliki kesiapan mandiri, misalnya dengan memiliki sumber penerangan alternatif untuk situasi darurat. Edukasi publik mengenai keselamatan kelistrikan pascabencana juga akan diintensifkan.
Dengan komitmen dan permohonan maaf yang telah disampaikan, PLN berharap dapat berjalan beriringan dengan masyarakat Aceh melewati masa sulit ini. Perusahaan optimis bahwa dengan kerja keras dan doa semua pihak, cahaya dari setiap rumah di Aceh akan kembali menyala, menandai kebangkitan dan semangat baru pascabencana.