Medan, Sumatera Utara - Menghadapi puncak arus perjalanan Natal 2025 dan Tahun Baru 2026, Kementerian Pekerjaan Umum (PU) memberikan jaminan bahwa tidak akan ada wilayah terisolir di Provinsi Sumatera Utara. Pernyataan tegas ini disampaikan menyusul kekhawatiran masyarakat mengenai dampak pemutusan akses jalan akibat bencana banjir dan tanah longsor sebelumnya. Komitmen ini didukung oleh upaya pemulihan infrastruktur yang masif dan penyediaan berbagai jalur alternatif yang telah dipersiapkan.
Kepala Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional (BBPJN) Sumatera Utara, Hardy Pangihutan Siahaan, langsung menanggapi isu tersebut. Ia menyatakan bahwa meski terdapat lokasi-lokasi terdampak bencana yang masih dalam proses perbaikan, transportasi tetap dapat dilakukan melalui jalan alternatif yang telah disediakan. "Di Sumatera Utara tidak ada kota atau kabupaten yang terisolir, seluruh wilayah masih bisa diakses karena tersedia jalur alternatif," ujar Hardy.
Salah satu contoh penyediaan akses alternatif adalah untuk menuju Kota Sibolga, yang koridor utamanya (Tarutung–Sibolga) masih dalam perbaikan intensif. Masyarakat dapat memilih rute melalui Jalan Nasional Sidikalang–Subulussalam–Barus–Sibolga. Selain itu, terdapat opsi Jalan Provinsi Doloksanggul–Pakkat–Barus–Sibolga dan Jalan Kabupaten Batangtoru–Sibabangun–Pinangsori–Sibolga, meski dengan batasan untuk kendaraan kecil.
Baca Juga: Progress Konkret Pemulihan, 131 Titik Longsor Di Jalan Tarutung-Sibolga Dituntaskan
Jaminan ini bukan tanpa dasar. Kementerian PU telah bekerja keras menangani ratusan titik kerusakan pascabencana. Dari 194 titik longsoran tebing, 190 titik telah ditangani. Dari 57 titik jalan amblas, 55 titik telah diperbaiki. Kemajuan signifikan juga terlihat pada penanganan jalan putus dan oprit jembatan. Perbaikan dilakukan secara bertahap, mulai dari pembersihan, pemasangan jembatan darurat, hingga perkuatan struktur.
Di sektor jalan tol, kondisi yang stabil turut mendukung konektivitas. Seluruh ruas tol di Sumut, termasuk ruas Medan–Kualanamu–Tebing Tinggi yang akan dinormalisasi dari sistem contraflow-nya, dipastikan beroperasi dengan baik. Kondisi tol yang lancar menjadi tulang punggung pergerakan kendaraan jarak jauh dan distribusi barang selama periode liburan.
Kesiapan operasional juga ditopang oleh sumber daya yang memadai. Sebanyak 85 petugas disiagakan di posko-posko Nataru untuk pemantauan dan respons cepat. Dukungan 96 unit alat berat dan ribuan bahan penanganan darurat seperti agregat dan geobag telah disiapkan di titik-titik strategis untuk mengantisipasi keadaan darurat.
Meski koridor utama seperti Tarutung–Sibolga masih dalam penanganan, koridor lain seperti Tarutung–Sipirok sepanjang 68 km telah dilaporkan kembali terhubung. Meski masih ada detour di empat titik, akses ini sudah dapat berfungsi dengan baik. Hal ini menunjukkan bahwa pemulihan berjalan pada banyak front secara paralel.
Dengan strategi komprehensif yang mencakup perbaikan cepat, penyediaan alternatif, pengoperasian tol yang normal, dan kesiapan siaga petugas, Kementerian PU memastikan bahwa mobilitas masyarakat dan roda perekonomian daerah akan tetap berjalan selama perayaan Nataru. Keberhasilan ini menjadi bentuk nyata komitmen pemerintah dalam menjaga konektivitas nasional bahkan dalam kondisi pascabencana.